Sabtu, Maret 21, 2009

Hujan Kali Ini Terasa Sepi

Pernah pada suatu ketika di kala hujan sedang mengembara dibumi, payung
pelangipun menampakkan wujudnya, kita sedang bersama berteduh disebuah taman
ditengah kota yang sepi, kita duduk disebuah bangku panjang sambil menikmati
rintihan angin yang datang menerpa. Tak pernah sebelumnya kau begitu
terbelenggu dalam kesedihan itu. Sambil terpaku pada tiap tetes hujan kau
memintaku sejenak memahami arti kehadiranmu. Aku hanya diam terpaku, sesaat
setelahnya aku beranjak dalam hujan itu.

*Aku tak ingin terhempas dalam kesalahan yang sama*

Aku berlalu tanpa mampu menatap tangismu lagi karena ku sadari telah nodai
sebentuk pengabdian itu.

*Akupun tak mampu memaafkan diriku sendiri
*
Hujanpun menerpa wajahku, derasnya sangat menyakitkan sampai menuju ke ujung
jantungku. Dan hujan kali ini terasa sunyi.

--
Regards,
Hapsari Wirastuti Susetianingtyas

Mudah Gembira, Kenapa Tidak?

By: agussyafii

Pada diri orang yang mudah gembira, dia akan sulit menderita. Tubuh kita selalu mengikuti hati kita. Jika hati kita mudah gembira akan menjauhkan diri dari penderitaan. Hati itulah sumber akhlak. Akhlak bukanlah perilaku, tetapi keadaan batin seseorang yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir dengan mudah dan spontan tanpa berfikir untung rugi. Orang yang berakhlak mulia pastilah mulia pula perbuatannya, tutur katanya bahkan yang dituliskannya juga menentramkan hati setiap orang yang membacanya. 

banyak orang yang jika saya hari ini sudah tersenyum berapa kali. Susah menjawabnya sebab senyuman mampir menjadi barang langka, tapi tidak bagi orang yang mengerti cara menikmati hidup maka dia akan mudah tersenyum pada siapapun.

Seorang terpelajar dengan kehidupannya yang sederhana ditengah usianya yang setengah abad makin tambah kesibukkan dengan berbagai aktifitas masih juga energik. Saya tanyakan bagaimana resep menjaga staminanya. Dia katakan, "Jika kita mudah gembira maka kita mudah bahagia, semua kegiatan selalu menyenangkan. Semakin bertambah usia, semakin menikmati hidup. maka terjauh dari segala penyakit dan penderitaan. "

--
Sudahkah anda bergembira hari ini?

Wassalam,
agussyafii

-
Tulisan ini dibuat dalam rangka program kegiatan "Amalia Cinta Rasul" (ACR), Hari Kamis, tanggal 26 Maret 2009 di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sud-Tim, Ciledug. TNG. silahkan kirimkan dukungan dan komentar anda di 087 8777 12 431,

Potensi Diri

By: agussyafi
Setiap Manusia memiliki potensi diri. Dalam bentuk fisik, intelektual, emosional dan spiritual yang berbeda-beda kapasitasnya. Ada orang yang sangat intelek, tetapi emosinya tidak stabil. Yang lain emosinya sangat terkendali tetapi intelektualitasnya kurang. Ada juga orang yang menonjol justeru potensi spiritualitasnya . Perilaku manusia dalam keseharian mencerminkan aktualitas dari potensi itu.

Ada orang yang berwajah garang tetapi hatinya lembut, ada orang yang fisiknya kecil dan nampak lemah tetapi hatinya bergejolak penuh dengan kebencian dan dendam. Demikian juga halnya dengan corak cinta, ada seorang lelaki yang jika jatuh cinta kepada seorang wanita, ia merasa harus menguasai dan memonopoli secara total lahir batin, tidak boleh sedikitpun si wanita memiliki perhatian kepada selain dirinya. Ia sangat pecemburu, dan jika ia gagal memiliki wanita yang dicintainya itu maka ia memilih menghancurkan sang kekasih daripada harus melihat ia dimiliki oleh orang lain. Di sisi lain, ada seorang lelaki pecinta yang sangat penuh pengertian, ia sangat memaklumi dan sangat memaafkan atas kekurangan sang kekasih.

Ia bukan saja tidak bermaksud menguasai tetapi justeru selalu ingin memberi kepada kekasihnya apa yang menjadi keinginannya, . Ia sangat berbahagia jika bisa memberikan kesenangan kepada kekasihnya, meski untuk itu ia menderita. Nah cinta itu ada di dalam hati. Hadis Nabi menyebutkan bahwa di dalam tubuh setiap manusia ada qalbu (hati) yang
menjadi penentu kualitas manusia, jika qalbu nya baik maka seluruh ekpressinya baik, sebaliknya jika qalbu nya buruk maka buruk pula ekpressi orang itu. Orang suka berkata; dalamnya laut dapat di duga, dalamnya hati siapa yang tahu ?

Isi hati manusia sungguh sangat sangat banyak dan beragam, diantaranaya adalah cinta. Dapat dipastikan bahwa tidak ada satupun keterangan yang obyektip tentang hati manusia yang berasal dari manusia, karena semua manusia bersifat subyektif, oleh karena itu keterangan yang paling obyektif tentang hati manusia hanya yang berasal dari sang Pencipta hati itu sendiri, yaitu Alloh SWT, dan keterangan itu ada di dalam kitab suci Al Quran.

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dibuat dalam rangka program kegiatan "Amalia Cinta Rasul" (ACR), Hari Kamis, tanggal 26 Maret 2009 di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sud-Tim, Ciledug. TNG. silahkan kirimkan dukungan dan komentar anda di 087 8777 12 431,

Jumat, Maret 20, 2009

Mujahid...

Bangkit...Hai Mujahid...
Jangan ragu hancurkan musuh-musuh Allah...
pastikan itu... adalah jihad dijalan-Nya...

Pandanglah kedepan...
Syahid itu tujuan mulia...
menjadi Syuhada di hari penuh pengharapan...